Kamis, 01 November 2012

7 Unsur Kebudayaan Jepang


1.   Sistem Religi Negara Jepang
Penganut agama di Jepang menurut Kementerian Pendidikan Jepang: Shinto sekitar 107 juta orang, agama Buddha sekitar 89 juta orang, Kristen danKatolik sekitar 3 juta orang, serta agama lain-lain sekitar 10 juta orang (total seluruh penganut agama: 290 juta orang). Total penganut agama di Jepang hampir dua kali lipat dari total penduduk Jepang. Penganut agama Shinto dan Buddha dalam berbagai sekte saja sudah mencapai 200 juta. Total penganut agama di Jepang melebihi jumlah penduduk disebabkan cara pengumpulan data dan tradisi beragama orang Jepang.
Statistik disusun berdasarkan angket yang diisi secara sukarela oleh organisasi keagamaan yang dengan sengaja mengisi jumlah penganut yang dimiliki masing-masing organisasi secara berlebih-lebihan.
Sebagian besar orang Jepang menganut lebih dari satu agama dan sepanjang tahunnya mengikuti ritual dan perayaan dalam berbagai agama. Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, merayakan Shichi-Go-San, hatsumōde, dan matsuri di kuil Shinto. Ketika menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara pernikahan Kristen. Penghormatan terhadap arwah leluhur dinyatakan dalam perayaan Obon, dan ketika meninggal dunia dimakamkan dengan upacara pemakaman agama Buddha.
Di luar dua agama tradisional tersebut, saat ini banyak orang Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (Shinshūkyō). Agama-agama ini memiliki unsur-unsur Shinto, Buddha, dan takhayul lokal, dan sebagian telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan sosial kelompok-kelompok masyarakat. Salah satu yang terkenal adalah Sokka Gakkai, suatu aliran Buddha yang didirikan pada tahun 1930 dan memiliki moto kedamaian, budaya, dan pendidikan.
Agama-agama baru lainnya, antara lain adalah Aum Shinrikyo, Gedatsu-kai, Kiriyama Mikkyo, Kofuku no Kagaku, Konkokyo, Oomoto, Laboratorium Gelombang-Pana, PL Kyodan, Seicho no Ie, Sekai Mahikari Bunmei Kyodan, Sekai kyūsei kyō, Shinreikyo, Sukyo Mahikari, Tenrikyo, dan Zenrinkyo.
2.   Sistem Organisasi Kemasyarakatan
PARTAI BARU RAKYAT
Partai Baru Rakyat (国民新党 Kokumin Shintō?, berdiri 17 Agustus 2005) adalah partai politik konservatif di Jepang. Dalam bahasa Jepang, nama partai ini disingkat sebagai Kokumin, sedangkan dalam bahasa Inggris, nama partai ini disebut The People’s New Party atau PNP.
Partai ini didirikan tahun 2005 oleh Tamisuke Watanuki dan Shizuka Kamei dari Partai Demokrat Liberal yang menentang RUU SwastanisasiJapan Post. Hideaki Tamura juga keluar dari Partai Demokratik Jepang (DPJ) karena tidak senang dengan Kebijakan Pertahanan Nasional Jepang (Anzen Hoshō Seisaku) dan bergabung dengan Partai Baru Rakyat yang baru dibentuk.
PARTAI DEMOKRATIK LIBERAL
Partai Demokratik Liberal atau Partai Liberal Demokrat (LDP; 自由民主党 Jiyū Minshutō, dan sering disingkat sebagai 自民党 Jimin-tō) adalah salah satu partai politik di Jepang. Didirikan pada tahun 1955, partai ini merupakan partai konservatif sayap kanan terbesar di Jepang dan mendukung kebijakan-kebijakan ekonomi neoliberal.
Pemimpin LDP sejak 22 November 2008 adalah Taro Aso.
Partai Demokratik Jepang (民主党 Minshutō?) atau Partai Demokrat Jepang (bahasa Inggris: Democratic Party of Japan atau DPJ) adalah salah satu partai politik di Jepang. Partai ini merupakan partai terbesar nomor dua setelah Partai Demokrat Liberal, sekaligus partai oposisi terbesar di Jepang. Berdasarkan hasil pemilu 29 Juli 2007, Partai Demokratik Jepang memperoleh kursi terbanyak di Majelis Tinggi Jepang.
Partai Demokratik Jepang dibentuk dari penggabungan Partai Demokratik Jepang (Minshutō) yang lama (1996-1998), Partai Pemerintahan Rakyat (Minseitō atau Good Governance Party), Partai Fraternitas Baru (Shintō Yūai atau New Fraternity Party), dan Serikat Reformasi Demokrat (Minshu Kaikaku Rengō atau Democratic Reform Union).
Bulan September 2003, Partai Liberal (1998-2003) ikut bergabung. Dalam Pemilihan Majelis Tinggi Jepang bulan Juli 2004, Partai Demokratik Jepang menjadi partai oposisi pertama dalam sejarah Jepang yang berhasil memperoleh kursi terbanyak (50 kursi) dalam Majelis Tinggi. DalamPemilihan Majelis Tinggi Jepang (29 Juli 2007), Partai Demokratik Jepang memperoleh 60 kursi, sekaligus untuk pertama kali berhasil menjadi partai mayoritas di Majelis Tinggi sejak partai ini didirikan.
Faksi Garis Poros Oposisi (Tairitsu Jiku Rosen) pimpinan sekjen Ichiro Ozawa bermaksud menguatkan kesan bahwa partai ini berbeda dari Partai Demokrat Liberal (LDP). Faksi Garis Usul Tandingan (Taian Rosen) pimpinan mantan ketua Seiji Maehara dengan anggota muda dari kelompok neokonservatif bermaksud bersaing dengan LDP dalam soal usulan kebijakan politik. Selain itu, partai ini memiliki faksi kiri-tengah yang dipimpin wakil juru bicara Majelis Tinggi, Takahiro Yokomichi.
Pada tanggal 29 Juli 2007, Partai Demokrat Liberal kalah telak dalam pemilu Majelis Tinggi Jepang sehingga majelis tinggi kini dikuasai Partai Demokratik yang sebelumnya menjadi pihak oposisi.
3.   Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
Sebagaimana telah diketahui bahwa Jepang merupakan negara yang terkenal dengan kecanggihan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Jepang merupakan negara yang sangat kreatif dan memanfaatkan teknologi sebagai kekuatan utama untuk menghadapi persaingan global yang kian mengetat—terutama untuk bersaing dengan negara-negara maju semisal AS, Eropa, Cina dan lainnya.
Makanya fakta yang terjadi di dalam masyarakat Jepang sendiri selain sangat menjunjung tradisi dan nilai-nilai leluhurnya, juga begitu mengagungkan teknologi yang dianggap sebagai substansi kehidupan. Sehingga dengan demikian tak heran kalau produk-produk teknologi Jepang makin menguasai pasar dunia tanpa bisa dicegah. Dan salah satu bukti bahwa teknologi merupakan salah satu keunggulan Jepang ialah dengan adanya Yokohama Science Cemtre yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Setiap wisatawan yang datang kesini akan mendapatkan pengalaman unik dan belajar tentang ilmu pengetahuan.
Yokohama Science Cemtre merupakan tempat terbaik untuk Anda dan keluarga, terlebih yang sudah memiliki anak dalam rangka menambah pengetahuan. Museum ini sengaja dibuat dengan pola interaktif antara pengunjung dengan para pekerja disini. Biasanya ada pameran-pameran kecil yang lumrah melemparkan pertanyaan-pertanyaan seputar tema teknologi dan ilmu pengetahuan untuk dijawab oleh setiap pengunjungnya. Sehingga dengan demikian, tempat ini merupakan lokasi yang tepat untuk menghibur diri dan keluarga serta menambah pemahaman mengenai ilmu pengetahuan.
Beberapa alat peraga secara lengkap terdapat di Yokohama Science Centre ini. Misalnya saja ada kubah miring sekitar 30 derajat dengan diameternya sekitar 20 cm. Benda tersebut merupakan planetarium yang memiliki sistem video dengan proyeksi tambahan dan sistem audio. Dan masih banyak alat peraga ilmu pengetahuan yang dapat memompa pengetahuan ke dalam otak Anda. Untuk mencapai tempat ini bisa menaik kereta api ke Stasiun Yokodai yang akan memakan waktu sekitar 20 menit perjalanan. Dari situ, Anda hanya perlu berjalan kaki sekitar 3 menit saja menuju ke museum.
Jepang, sebagai negara maju, memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena minat baca dan rasa ingin tahu masyarakatnya yang tinggi, dan didukung oleh banyaknya bahan bacaan mengenai sains yang dapat dibeli dengan harga yang murah. Buku-buku ini daintaranya ada yang ditulis oleh ilmuwan (saintis) Jepang dan ada yang merupakan terjemahan. Buku-buku ini tidak hanya merupakan “text book” yang digunakan oleh mahasiswa dan pelajar, tetapi juga ada buku sains yang ditulis secara populer, yang ditujukan untuk masyarakat luas.
Selain itu, media masa, baik media cetak maupun media elektronik, juga memberikan kontribusi yang banyak dalam peningkatan pengetahuan masyarakat di Jepang, melalui pemberian informasi di bidang sains. The Asahi Shimbun misalnya, merupakan salah satu koran yang selalu memberikan informasi tentang perkembangan sains yang disampaikan secara popular. Begitu juga koran-koran lainnya.
Media elektronik juga memiliki program-program yang berisikan informasi tentang sains. NHK Education TV (Nippon Housou Kyoku Kyouiku Terebi), adalah stasiun TV milik pemerintah khusus untuk bidang pendidikan. Tujuan pendirian TV ini adalah untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat Jepang. Hampir setiap hari ada program pengenalan sains, mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat sains yang mutakhir (advanced). Selain itu, TV swasta lainnya juga menyiarkan program-program yang bersifat saintifik. Semua program ini disajikan sedemikian rupa sehingga orang awampun mudah mengerti.
Dalam penyebaran luasan informasi tentang sains ini, science writer memegang peranan yang penting. Banyaknya buku atau tulisan mengenai sains berbanding lurus dengan jumlah science writer. Karenanya, banyaknya buku sains yang beredar di Jepang menunjukan banyaknya science writer yang ada di Jepang. Walaupun demikian, ternyata pemerintah Jepang masih belum puas dengan kondisi tersebut. Mereka menginginkan jumlah science writer bertambah lagi, terutama dari kalangan saintis itu sendiri.
Untuk tujuan tersebut, baru-baru ini pemerintah Jepang, khususnya Kementrian Pendidikan, memutuskan untuk mendidik calon science writer. Hal ini ditetapkan dengan pertimbangan sains yang semakin lama semakin dalam dan rinci akan sulit dimengerti dan dipahami oleh masyarakat jika tidak diterjemahkan ke dalam bahasa yang merakyat. Science writer ini diharapkan dari kalangan peneliti dan saintis. Mereka diharapkan tidak hanya mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal ilmiah/sains, tetapi juga pada media lain yang mudah didapatkan masyarakat banyak. Dengan demikian, penelitian yang dibiayai oleh rakyat dengan jumlah dana yang besar (\ 180 miliar/tahun = Rp. 14,4 triliun/tahun) dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
4.   Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi Negara Jepang
Sejak periode Meiji (1868 – 1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi sistem Kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan perusahaan swasta untuk menciptakan sebuah lingkungan dimana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batasan tertentu). Akibatnya adalah barang yang di produksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan. Penjual berhak menjual berapapun harga barang yang di jualnya, dan pembeli berhak memilih barang yang mana yang akan dia beli.
Mata Pencaharian Jepang
Jepang termasuk negara industri terbesar didunia, dari barang keperluan sehari-hari seperti sumpit, sampai industri berat seperti pembuatan kapal. Oleh karena itu, banyak orang jepang yang bekerja sebagai karyawan. Para karyawan perusahaan menghabiskan banyak waktu di kantor dan sering kali harus menempuh jarak jauh dari rumah ketempat kerjanya. Sama seperti di Indonesia, terkadang perusahaan mengalihtugaskan karyawan kecabang dikota lain.
Meskipun perindustrian sudah sangat maju, masyarakat Jepang tidak meninggalkan mata pencaharian primer seperti pertanian dan perikanan. Selain itu ada juga banyak bisnis kecil, seperti usaha milik keluarga, sanggar seni, restoran kecil, serta toko di lingkungan perumahan. Bisnis demikian acapkali merupakan bisnis keluarga yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi.
Komposisi tenaga kerja Jepang banyak mengalami perubahan. Jumlah perempuan yang bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang berpendapat bahwa sering berpindah kerja itu tidak baik, generasi muda jepang saat ini lebih sering berpindah kerja.
Banyak mahasiswa, ibu rumah tangga, dan orang-orang tua yang sudah pensiun yang melakukan pekerjaan paruh waktu, misalnya sebagai petugas kebersihan, penjaga toko, kasir dan sebagainya. Ada juga siswa SLTA yang bekerja paruh waktu, namun tidak banyak karena kesibukan sekolah.
5.   Sistem Teknologi dan Peralatan
Jepang adalah kota terbaik dan patut di contoh,Jepang mempunyai motivasi untuk bangkit karna masa lalu bom hirosima dan nagasaki, negara jepang satu-satunya yang mempertunjukan kegananas nuklir setelah di ledekkan.
Berbagi pelajaran di kembangkan hanya untuk memperkenalkan nuklir ke seluruh dunia dampak bahayanya.
Jepang tidak memproduksi nuklir hanya menganjurkan untuk tidak membuat nuklir.
Jepang mempunyai kereta angkutan masal tercepat didunia setelah francis jepang lalu china yang terahir.
seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang semakin maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan sangat tinggi, dikenal sebagai kereta MagLev (MAGnetically LEVitated
Badan Ruang Angkasa Jepang yang dikenal dengan nama Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) pada tanggal 22 Pebruari 2006 telah meluncurkan Astro F satelit ruang angkasa infra merah Jepang yang pertama dengan menggunakan roket M5.No.8. Peluncuran telah berjalan sesuai dengan orbit yang direncana semula.
Roket M5. No.8 memuat satelit ruang-angkasa infra merah yang diluncurkan di Pusat Observasi Antariksa Uchinoura, Kota Kimotsugi, Prefektur Kagoshima tanggal 22 Pebruari 2006
Dengan teleskop infra merahnya yang berdiameter kl. 70 Cm mengobservasi seluruh penjuru angkasa luar dan membuat gambar ruang-angkasa yang akan menunjukkan keberadaan posisi benda-benda ruang angkasa. Bila dibandingkan dengan satelit-satelit lainya seperti satelit Amerika Serikat kurang-lebih 25 tahun lalu saat pertama kali satelit telah membuat gambar (pemetaan) ruang angkasa, maka dengan satelit Jepang yang dilengkapi dengan teleskop infra merah ini dapat menghasilkan 10 kali lipat kualitas gambar (pemetaan) yang jauh lebih tinggi, dan diharapkan akan ditemukan jutaan benda-benda angit yang selama ini belum pernah diketahui. Juga dapat menangkap gambar (mendeteksi) planet(bintang) bersuhu rendah, memberikan tantangan untuk
mengungkapkan tabir misteri kelahiran planet-planet.Pembuatan satelit ini telah memakan biaya kurang-lebih 12 Milyar Yen
Gema teknologi nano sebagai teknologi di masa depan telah menyedot perhatian yang luar biasa,
Sebagai negara yang maju dalam bidang industri, Jepang mempunyai perhatian khusus dalam pengembangan teknologi nano. Tulisan ini memfokuskan perkembangan teknologi nano di Jepang, terutama dari sisi titik berat penelitian dan model bisnis teknologi nano.
Dalam rangka menyambut gaung teknologi nano, pada bulan Juni tahun 2002, pemerintah Jepang melalui kementrian pendidikan, olah raga, sains dan teknologi (monbukagakushou), mengeluarkan sebuah laporan berisi arah penelitian dan pengembangan bidang material dan teknologi nano. Laporan tersebut secara garis besar berisi 3 hal. Pertama, titik berat tema-tema riset di bidang tersebut. Kedua, organisasi training SDM peneliti. Dan ketiga, arah industrilisasi ke depannya. Dalam laporan tersebut, muncul 25 tema besar di antaranya : nano device untuk generasi baru IT, single molecular sensing devicebio-molecular device denganself-assembled methodsoft nano-machinedrug delivery, dan lain-lain. Tema-tema ini akan menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi nano di Jepang sekarang dan masa depan.
Penelitian teknologi nano di Jepang tidak hanya dilakukan di universitas atau institusi penelitian lainnya, tetapi juga di industri. Perindustrian di Jepang telah menyadari bahwa teknologi nano mempunyai peluang besar masuk ke dalam pasaran bisnis, terutama untuk 10 sampai 20 tahun mendatang. Namun demikian, dalam kenyataannya, industri dengan garapan teknologi nano yang langsung berhubungan dengan bisnis masih belum banyak (sekitar 45 venture bisnis tahun 2003). Hal ini masih kalah dengan Amerika yang telah mempunyai venture teknologi nano dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu sekitar 51 venture bisnis tahun 2003. Kondisi di Amerika tersebut disebabkan karena bisnis teknologi nano tidak hanya dilakukan oleh industri, tetapi juga ditunjang oleh venture bisnis universitas sebagai lembaga transfer teknologi dari universitas.
Tiap negara mempunyai model dan arah tersendiri dalam pengembangan bisnis teknologi nano. Jepang sendiri setidaknya mempunyai 3 model yang akan dikembangkan. Pertama, model general trading company, yaitu model kombinasi antara hasil riset dasar dengan komponen teknik produksi. Dengan metode ini, penelitian teknologi nano diharapkan tidak hanya berhenti sebagai hasil riset saja, tetapi juga bisa menghasilkan produk, yang akhirnya bermuara pada bisnis.
Model kedua adalah venture di dalam industri. Dalam dunia industri, penelitian dan pengembangan teknologi mutakhir di Jepang biasanya dilakukan oleh industri-industri besar. Karena itu, mereka mempunyai banyak knowhow tentang teknologi tersebut, terutama untuk penelitian-penelitian dasar. Tetapi, untuk menyambungkan teknologi nano dengan industrilalisasi, tidak cukup dengan kondisi penelitian selama ini. Kecepatan dan manuver khusus diperlukan untuk pengembangan teknologi nano ini. Untuk itu, para industri cenderung memisahkan teknologi nano dari bidang garapan lainnya, dan kemudian mendirikan venture di dalam industri untuk mengakselerasi pengembangan teknologi nano tersebut. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan perusahaan Hitachi dengan mendirikan Mu-solution venture company atau perusahaan Mitsui dengan Carbon Nanotec Research Institute.
Model ketiga adalah pemikiran memasukkan teknologi nano ke dalam restrukturisasi bisnis industri. Akhir-akhir ini, satu kunci penting dalam manajemen industri adalah pemilihan garapan dan konsentrasi. Industri, cenderung untuk memilih bidang garapan tertentu dan berkonsentrasi/fokus di sana agar menjadi yang terbaik di bidang garapannya. Tetapi, pemilihan garapan dan konsentrasi ini belum lah cukup jika tidak diikuti dengan inovasi perluasan bisnis baru. Dalam hal ini, teknologi nano muncul ke permukaan dan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Demikian gambaran global perkembangan teknologi nano di Jepang, yang dari geliatnya kita bisa melihat begitu seriusnya Jepang tidak mau kalah dari negara lain, dan ingin menguasai pasar teknologi nano.
Referensi
1. Nanotech and business by Ishikawa Masamichi, 2003
2. Nanoteku-katsuyogijutsu-no-subete by Kawai Tomoji, 2002.
3. Referensi lain
6.   Bahasa
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang, (日本語; romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.
Lafal vocal
Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.
Lafal vokal bahasa Jepang mirip bahasa Melayu. Contohnya:
/a/ seperti “bapa”
/i/ seperti “ibu”
/u/ seperti “urut”
/e/ seperti “esok”
/o/ seperti “obor”
Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
aksaraKanji (漢字) yang berasal dari China
aksaraHiragana (ひらがな) dan
aksaraKatakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik Bahasa Sanskerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.
Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.
Kana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu ‘suku kata’, seperti me (mata), ki (pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.
Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.
Tanda baca
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.
Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca
Tata bahasa
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira (“ini”) merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah “desu” yang berarti “it is” dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.
Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:
 ga untuk bentuk nominatif
 ni untuk bentuk dativ.
 no untuk bentuk genital
 o untuk bentuk akusatif
Kesopanan
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.
Kosa kata
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebutyamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (maikaa – sama dengan pelafalan “my car”) yang berarti “mobil saya”.
7.   Kesenian
Berbagai Kesenian Jepang
Negara Jepang tidak memiliki wilayah yang luas seperti Indonesia, namun Jepang memiliki beragam kesenian yang menarik. Berikut adalah kesenian jepang :
 Bonsai
Bonsai adalah seni untuk mengatur tanaman-tanaman dalam pot bunga layaknya pohon berukuran besar. Pemilik tanaman bisa mengatur tanamannya (pohon kerdil/ kecil) dengan bentuk sesuai dengan yang diinginkan. Bonsai ini sangat terkenal, bahkan hingga di luar Jepang. Di Indonesia sendiri, kesenian bonsai sudah mewabah ke semua lapisan masyarakat.
Kabuki
Kabuki bisa juga disebut dengan teater (bila di Indonesia) dengan pemain yang semuanya berdandan sangat menor dengan warna-warna menyolok. Tentu saja kabuki ini tak memiliki karakter laki-laki. Karakter tokoh di kabuki adalah perempuan itu sebabnya dilambangkan dengan “menor”. Bilapun pemainnya ada yang lak-laki, mereka harus rela didandani sebagai perempuan.
Noh
Bila di Indonesia, Noh disebut dengan teater musikal atau pertunjukan teater yang pemainnya tak hanya berdialog satu sama lain, melainkan juga menyanyi.
Kyogen
Bila di Indonesia, Kyogen mirip dengan ketoprak atau teater yang disajikan dengan hal-hal yang bersifat lucu dan membuat tertawa para penontonnya.
Bunraku
Bunraku adalah teater yang pemainnya bukan manusia melainkan boneka. Biasanya boneka yang dimainkan tersebut diiringi dengan iringan musik yang sangat merdu.
Sado
Sado merupakan salah satu kesenian Jepang yang sangat terkenal di seluruh dunia. Sado adalah seni atau upacara meminum teh. Tak sembarang membuat dan meminum teh, karena dalam upacara minum teh ini proses pembuatan tehnya saja cukup lama, yakni 3 jam.
Ikebana
Ikebana merupakan seni merangkai bunga. Kesenian ini juga sangat terkenal hingga ke seluruh penjuru dunia.
Masyarakat Jepang memiliki kebanggaan tersendiri terhadap budaya mereka. Meskipun zaman telah berubah, mereka tidak pernah meninggalkan kebudayaan Jepang yang telah mengakar kuat dalam diri mereka.
Dalam membuat Ikebana, terdapat juga gaya dalam cara merangkainya. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:
Rikka. Pada gaya perangkaian Rikka, bunga diatur berdiri tinggi dengan batang utama yang didampingi 2 buah batang yang lebih pendek. Para bangsawan Jepang di tahun 1560 – 1600 suka membuat dekorasi Ikebana Rikka yang besar untuk mendekorasi istananya. Gaya Ikebana Rikka sendiri dikembangkan sebagai sebuah ekspresi penganut Budha akan keindahan alam.
Nageire. Gaya perangkaian bunga Nageire memiliki sebuah ciri khas, yakni tangkai-tangkai yang diikat kuat-kuat sehingga membentuk rangkaian bunga asimetris berbentuk segitiga. Gaya Ikebana Nageire dikembangkan sebagai kesenian Jepang Ikebana khusus untuk mendekorasi ruangan upacara minum teh.
Seika atau Shoka. Ikebana gaya Shoka hanya memiliki 3 elemen ranting, yang diibaratkan sebagai surga, bumi, dan manusia. Gaya penataannya lebih sederhana dan minimalis, sehingga kecantikan elemen-elemen bunga lebih terpancarkan.
Jiyuka. Jiyuka adalah gaya Ikebana yang sangat mengizinkan pelakunya bebas berkreasi. Tidak harus menggunakan bunga, bahan-bahan apa pun boleh digunakan pada gaya Jiyuka.
Seiring dengan perkembangan zaman, gaya merangkai bunga dalam kesenian Jepang Ikebana semakin modern. Di abad ke-20, berkembang gaya-gaya lain dari berbagai aliran Ikebana. Beberapa gaya perangkaian bunga Ikebana modern tersebut adalah:
Gaya Moribana tegak lurus.  Ini adalah gaya perangkaian paling mendasar dari kesenian Ikebana. Kata Moribana sendiri berarti “bunga yang ditumpukkan”.
Gaya Moribana miring. Ini adalah kebalikan dari gaya Moribana tegak lurus. Pada gaya Moribana miring, bunga dirangkai berdasarkan peletakannya di wadah atau berdasarkan bentuk ranting-rantingnya. Jika ranting-ranting tersebut terlihat indah saat dicondongkan, maka gaya ini akan dipilih. Dibandingkan gaya Moribana tegak lurus yang berkesan kaku, gaya ini berkesan lebih lembut.
Gaya Nageire miring. Pada Ikebana gaya ini bunga ditempatkan di sebuah wadah tinggi bermulut sempit (seperti vas). Nageire sendiri secara harfiah berarti “memasukkan”. Ini adalah bentuk Ikebana sederhana yang hanya terdiri dari setangkai bunga.
Gaya Nageire miring. Gaya ini menunjukkan fleksibilitas dan sentuhan lembut. Cocok bagi pemula Ikebana.
Gaya Nageire mengalir. Pada rangkaian ini, tangkai utama menggantung lebih rendah dari bibir vas. Bahan-bahan yang fleksibel akan menghasilkan efek yang indah berdampingan dengan bunga.

Sumber :
http://www.anneahira.com/kesenian-jepang-14388.htm
http://id.wikipedia.org/
http://dandelionmerah.wordpress.com/2010/09/23/kemajuan-teknologi-dan-ilmu-pengetahuan-di-jepang/
http://jepang.panduanwisata.com/2012/08/08/mengunjungi-pusat-ilmu-pengetahuan-yokohama/
http://www.kamusilmiah.com/teknologi/teknologi-nano-di-jepang/
http://www.kamusilmiah.com/pendidikan/peran-science-writer-untuk-kemajuan-bangsa/