Selasa, 02 Desember 2014

DAMPAK HANDPHONE BAGI PELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini, banyak anak muda yang menggunakan barang elektronik yang sudah canggih. Salah satunya adalah HandPhone(HP), yang sering kita gunakan untuk alat berkomunikasi. HandPhone yang kita gunakan umumnya digunakan untuk berkomunikasi, tapi tidakkah anda tau bahwa anak muda sering menyalah gunakannya,yaitu untuk melihat hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat apalagi sebagai pelajar. Bayangkan jika para pelajar melihat hal-hal seperti itu. Sekalipun belum ada pembuktian secara akademis, bahwa maraknya peristiwa penyimpangan seksual dan pernikahan dini saat ini adalah didorong oleh penyalah gunaan tekologi seperti situs porno di HP. Rancangan Undang-Undang agar pelajar tidak diperbolehkan membawa handphone diperbincangkan di mana-mana. Perilaku pelajar dewasa ini semakin menjadi-jadi.
Tak sedikit pelajar yang ketahuan menyimpan video dan foto yang tidak senonoh di handphone. Belum lagi, handphone juga digunakan untuk tukar-tukanran jawaban ujian. Sebagaimana perkembangan zaman yang modern , saya melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh HP saat ini bagi pelajar di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah dampak penggunaan HP yang sudah berlebihan bagi pelajar dapat mengurangi prestasi belajar.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh HP saat ini bagi pelajar di Indonesia.
1.4 MANFAAT
Ada 2 manfaat yang dapat kita peroleh:
1)Manfaat umum meliputi:
Dampak Positif
1. Mempermudah komunikasi.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
3. Memperluas jaringan persahabatan.
Dampak Negatif :
1. Mengganggu Perkembangan Anak :
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
2. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
3. Rawan terhadap tindak kejahatan.
Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.

4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar.
5. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
2)Manfaat khusus meliputi:
1. Mempermudah komunikasi
2. Mengetahui perkembangan teknologi

2.1 KAJIAN PUSTAKA
Maria Ulfa menilai negative pelajar yang melakukan penyimpangan tersebut. Ia mengakui, penyimpangan tersebut memang sering terjadi, namun tergantung invidu masing-masing menyikapinya. Fauqal setuju. Menurutnya, penyimpangan ini tergantung orangnya, mau digunakan untuk hal yang positif atau negative. “TIdak semua pelajar yang menyimpan foto atau video porno di handphone-nya.” Rahmadanil Akbar, Dirga Pryono Putra, dan Arif Firmansyah memandang penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Melisa lain lagi. Pendapatnya, penyimpangan ini terjadi karena ketidakmampuan remaja dalam menghadapi perkembangan teknologi sebagai hal yang positif.
(Monica Florida Johan/ SMA N 14 Padang, Oktorilla Fiskasianita/ SMA N 2 Padang)
3.1 METODE PENELITIAN


a) METODE PENELITIAN
 Metode yang saya lakukan sebagai berikut:
1)Dengan pulsa Rp 5.000,00 dan menggunakannya pada waktu belajar.
2)Melihat dan membaca berita di TV ataupun koran.
 1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Matahari Pondok Teratai Sooko Kabupaten Mojokerto pada 15 November 2008.
1.1 Penilaian
Penilaian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen. Kriteria keberhasilan 25%. Diharapkan penilaian mendapatkan hasil maksimal, dan hasil analisis data ini di deskripsikan sebagai berikut:
90 – 100 = baik sekali
75 – 89 = baik
60 – 74 = cukup
45 – 59 = kurang
b) HASIL PENELITIAN
 3.1 Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan hasil analisis data skor kemampuan tidak sesuai dengan yang diharapkan, 2 anggota yang telah diteliti kurang memuaskan(15%), sedangkan 3 anggota yang lain mendapatkan hasil yang memuaskan(10%). Jadi, skor yang diperoleh adalah 45.


4.1 PENUTUP
a) Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa”Perkembagan teknologi sekarang yang cukup mdern dapat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Maraknya HP sekarang juga sudah merusak akhlak pelajar di negeri kita rusak” .
b) Saran
 Berdasarkan hasil penelitian diatas disarankan bahwa,"Menggunakan HP lebih baik tidak pada waktu belajar dan jauhilah anak yang suka melihat dan menggunakan HP dengan tidak seharusnya/semestinya."

 

DAFTAR PUSTAKA
Monica Florida Johan/ SMA N 14 Padang, Oktorilla Fiskasianita/ SMA N 2 Padang

Ensiklopedia Populer Anak.1999.Buku.Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve

BUDAYA CLUBBING DI INDONESIA DIKALANGAN MAHASISWA

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan itu merupakan aset negara. Tetapi di ero globalisasi sekarang ini, banyak sekali budaya asing yang masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu budaya clubbing. Clubbing sudah sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan. Tidak hanya menjadi bagian dari gaya hidup, tapi juga menjadi sarana bersosialisasi, bahkan melakukan lobi bisnis. Dulu clubbing selalu diasosiasikan dengan musik menghentak yang dapat membuat orang larut dalam suasana. Seiring perkembangan zaman, clubbing mengalami banyak pergeseran karena tidak semua orang suka musik semacam itu. Pada hakikatnya suasana yang hingar bingar bukan lagi daya tarik utama.
Mayoritas para clubbers adalah para generasi muda yang memiliki status sosio-ekonomi yang cukup baik. Ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan material yang menopang aktivitas clubbing yang jelas membutuhkan dana ekstra. Mulai dari pemilihan pakaian yang bermerek, properti, kendaraan, hingga perangkat clubbing itu sendiri.
Hal-hal yang telah di uraikan di atas menurut penulis sangat menarik sehingga penulis akan mengangkat makalah “BUDAYA CLUBBING DI INDONESIA DIKALANGAN MAHASISWAsebagai tugas softskill mata kuliah perilaku konsumen.


1.2 Rumusan Masalah
Dengan menimbang latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
  • Apa itu clubbing ?
  • Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi clubbing ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
  • Mengetahui pengertian clubbing
  • Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi clubbing
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya menanggapi budaya clubbing di Indonesia.
1.5 Kegunaan Penelitian
  1. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk merealisasikan pengetahuannya tentang clubbing khususnya di Indonesia.
  2. Memberikan pemahaman tentang dunia clubbing kepada orang awam yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang itu.












Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Clubbing
Clubbing, sebuah kata kerja yang berasal dari kata Club, yang berarti pergi ke klub-klub pada akhir pekan untuk mendengarkan musik (biasanya bukan musik hidup) di akhir pekan untuk melepaskan kepenatan dan semua beban ritual sehari-hari. Di Indonesia, clubbing sering juga disebut dugem, dunia gemerlap, karena tidak lepas dari kilatan lampu disko yang gemerlap dan dentuman music techno yang dimainkan oleh para DJ handal yang terkadang datang dari luar negeri.
Clubbing tidaklah merupakan hal yang meresahkan sampai kita mendengar istilah-istilah “tripping 100 jam”,“pump up your sex with ecstasy”, sampai “get the best your orgasm with ecstasy”. Kita tidak akan membicarakan para junkie atau pecandu putaw yang nyolong dan malak karena gak punya duit saat sakaw (karena secara fisik ecstasytidaklah bersifat adiksi) atau para pelacur jalanan yang terpaksa melacur karena kebutuhan ekonomi. Yang akan kita bahas adalah para eksekutif yang secara materi tidak pernah kekurang tapi selalu menghabiskan akhir pekan mulai dari jumat malam sampai senin pagi di lantai diskotik, juga para wanita mulai dari ibu-ibu sampai anak sekolah yang asyik gedek-gedek dan dengan santainya melakukan one night stand (aktifitas seks sekali pakai dan terlupakan).
Klub-klub malam menjadi ajang narkoba, seks bebas dan pelarian sepanjang malam di akhir pekan. Sarang hedonisme dan pesta seks bercahaya neon (atau bahkan tanpa cahaya sama sekalil!). Sebuah tempat di mana golongan kaya bergesekan dengan kalangan yang lebih merakyat. Bagian terselubung dari sebuah kota yang korup dan terus berhentak, serta memiliki pengaruh yang melampaui batas-batas Indonesia.
Kultur disko/clubbing lahir pada akhir dekade 80-an di Eropa. Kemajuan dalam teknologi suara sintetis dan narkoba melahirkan music techno/house dan budaya ekstasi. Klub-klub di Ibiza, Italia dan London menjadi surga berdenyut musik elektronika. Tahun 1988 dijuluki summer of love kedua di London. Jika dekade 60-an memiliki psychedelic era dan acid rock, yang memunculkan mariyuana dan LSD sebagai primadonanya, serta punk rock pada dekade 70-an dengan heroin sebagai makanan sehari-hari, maka terjadi pergolakan baru dalam kultur kawula muda pada dekade 80-an. Sebuah scenebaru muncul dengan fondasi musik elektronik, serta membuat takut para politikus dan ortang tua. Pesta dansa ilegal merebak dan ekstasi menjadi narkoba pilihan di dunia baru ini. Scene ini mulai keluar dari bawah tanah pada dekade 90-an. Seiring dengan bertambahnya popularitas, musik ini juga berevolusi – dari house ke trance, lalu hardcorejungle,progressive dan drum & bass.
Budaya clubbing baru ini mulai mewabah ke seluruh dunia. Amerika Serikat tampaknya kurang menyambut musik ini dan tetap setia dengan band rock kuno, grungerapR&B, serta hip-hop. Namun musik house serasa menemukan rumah baru di Indonesia. Kecenderungan masyarakat Indonesia ke arah hedonisme komunal, serta ikatan batin dengan Belanda berkat masa penjajahan (yang melahirkan hubungan dengan pusat produksi obat terlarang di Amsterdam) menjadi penyebabnya. Sekitar tahun 1995, muncullah summer of love ala Batavia. Negara ini dibanjiri oleh pil-pil setan, dan klub-klub yang sebelumnya lebih kalem dipenuhi oleh orang-orang teler dan kegirangan, yang menikmati musik baru ini. Semuanya ini terjadi sebelum krismon, di mana Soeharto masih berkuasa dan Indonesia masih merupakan “Macan Asia”. Tempat klub-klub ini menghasilkan rupiah yang berlimpah, dan tempat-tempat hiburan yang lebih mewah dibangun.
Pada suatu ketika, produser musik dangdut menciptakan musik house Asia versi mereka sendiri, yang cenderung lebih nge-pop. Musik ini lebih menyerupai musik techno gadungan yang menyedihkan, namun dapat disimak di banyak klub-klub terkemuka di Jakarta saat ini. Di sini, para ABG yang kenyang ekstasi bergoyang diiringi musik anak-anak alahouse dangdut yang bertempo terlalu tinggi. Tapi musik techno dan trance Eropa yang bermutu masih dapat ditemukan di berbagai klub di seputar kota.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Clubbing
Kaum clubbers secara logis dalam konteks ini adalah kaum plagiator yang mengimpor secara mentah-mentah gaya hidup dunia barat kedalam kehidupan sosial mereka. Di kalangan para clubbers, ada tiga narasi yang selalu melandasi cara pandang dan perilakunya, yakni gaul, funcy, dan happy dimana kesemuanya berlabuh pada satu narasi besar (grand naration) yakni gensi. Tidak jelas siapa yang mulai melontarkan dan mempopulerkan istilah tersebut, disini Perdana (2004) dalam bukunya yang berjudul “Dugem : ekspresi cinta, seks, dan jati diri” menjelaskan wujud ekspresi dari ketiga narasi tersebut. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi muda melakukan clubbing.

Adapun faktor-faktornya adalah:

A. “Gaul”, istilah “gaul” berasal dari kata baku “bergaul” atau “pergaulan” yaitu sebuah sistem sosial yang terbentuk melalui interaksi, komunikasi dan kontak sosial yang melibatkan lebih dari satu orang. Akan tetapi dalam komunitas clubbing, istilah “gaul” bukan lagi menjadi “media sosialisasi” untuk melengkapi fitrah kemanusiaannya, melainkan kebanyakan telah menjadi “ajang pelampiasan hawa nafsu”.
Kebanyakan bentuk “gaul” ini justru menjadi pintu gerbang bagi lahirnya generasi-generasi penganut seks bebas, pecandu narkoba, hingga pelacuran dan penjahat sosial.

B. Funcy, istilah funcy secara aksiologis tanpa memperdebatkan wacana epitemologisnya, istilah funcy selalu berlekatan dengan istilah “gaul”. Pemaknaan funcy selalu dipertautkan dengan bentuk-bentuk eksperimentasi yang tanpa landasan argumentasi yang jelas, sekedar mencari sensasi dan pelampiasan emosi-emosi jiwa yang tidak terkendali. Ini bisa dilihat dari hasil eksperimentasi mereka dalam hal kostum, kendaraan, fisik dan gaya hidup.

C. Happy, istilah happy berasal dari bahasa inggris yang berarti bahagia, selalu bahagia. Dengan “bergaul”, berinteraksi dan membaur dalam warna komunitas “bergaul”nya, kaum remaja merasa menemukan jati diri yang tepat dengan selera dan jiwa mudanya daripada apa yang didapatkan dari lingkungan keluarga. Mereka merasa menemukan kebahagiaan sejati disini yaitu bebas berbuat apa saja, banyak teman, termasuk bebas menyalurkan gelora libido seksualnya. Namun kebahagiaan yang mereka dapatkan adalah kebahagiaan semu.
Clubbing merupakan salah satu gaya hidup di zaman sekarang yang merupakan hasil adopsi dari negara-negara barat. Seseorang melakukan clubbing ada kemungkinan besar karena terinspirasi akan kehidupan para selebritis, orang-orang terkenal, orang-orang yang bekerja di bidang intertainmen dalam memperoleh kesenangan. Clubbing dipandang oleh individu sebagai gaya hidup yang modern. Piliang (2006) menyatakan bahwa individu dalam mengikuti gaya hidup modern dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu berhubungan dengan minat dan dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan perasaan hati. Selain itu, faktor intern individu melakukan clubbing dipengaruhi sikap. Sikap lebih cenderung berhubungan dengan kepribadian individu dalam menentukan suatu fenomena yang ditemui dalam kehidupannya (Piliang, 2006).Dilanjutkan oleh Piliang (2006) bahwa faktor ektern merupakan faktor di luar individu yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ekstern ini dibedakan atas faktor keluarga dan faktor lingkungan sosial. Faktor lingkungan keluarga yang kurang harmonis berdampak pada anggota keluarga untuk mencari kesenangan di luar rumah dan clubbing merupakan satu pilihan untuk mencari kesenangan tersebut.
Adapun faktor lingkungan sosial merupakan faktor sosial individu dalam kegiatannya sehari-hari. Individu yang memiliki sifat tidak tetap pendiriannya akan mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan sosial, di mana individu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Apabila lingkungan sosial cenderunng dalam kehidupan clubbing, maka ada kemungkinan besar individu tersebut juga masuk dalam lingkungan yang menyenangi gaya hidup clubbing.










Bab III
Penutup
3.1       Kesimpulan
Dalam makalah ini penulis mengambil kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu;
  • Clubbing merupakan istilah prokem khas anak muda yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat.
  • faktor-faktor yang mempengaruhi generasi muda untuk melakukan clubbing adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang berasal dari individu berhubungan dengan minat, motivasi, dan sikap (untuk hidup funcy dan happy). Adapun faktor ekstern berasal dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial (berhubungan dengan pergaulan individu).

3.2       Saran
Setiap orang pasti ingin mencoba hal-hal yang baru tetapi kita harus bisa memilih-milih mana yang sesuai dengan kebudayaan kita atau tidak agar kita tidak terjebak dalam pergaulan yang salah.








DAFTAR PUSTAKA

Perdana, D. 2004. Dugem:Ekspresi Cinta, Seks, dan Jati diri.Yogyakarta :Diva Press
Piliang, Y.A.2005. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta : Jalasutra.

Minggu, 19 Oktober 2014

segmentasi pasar (teh botol sosro)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG
Di abad ke 20 ini persaingan pasar semakin ketat, para produsen harus pintar menaksir kebutuhan konsumen untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya diantara pesaing yang sangat kompetitif di pasar Indonesia. Segmentasi pasar sangat penting didalam membangun sebuah usaha atau bisnis dibidang pemasaran. Segmentasi pasar bisa diartikan sebagai strategi perusahaan memasarkan produk dengan membuat beberapa produk sesuai kebutuhan konsumen.
Definisi global dari segmentasi itu sendiri adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompokpembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.

2.    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa itu segmentasi pasar secara spesifik ?
2.    Mengapa produsen membuat segmentasi pasar ?
3.    Apa manfaat dan tujuan dari segmentasi pasar untuk perusahaan ?
4.    Kriteria konsumen dalam pasar dan kaitannya dengan segmentasi
5.    Studi kasus

3.    TUJUAN
·         Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan
·         Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
·         Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan
·         Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana   mengalokasikan secara baik.
·         Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam promosi
·         Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan-harapan dalam pemasaran sehingga dapat mempelajari kebutuhan tiap segmen
·         Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi usaha pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.
·         Penjual dapat mengatur lebih baik produksnya dengan cara pemasarannya

4.    MANFAAT
1.    Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai cara untuk menentukan segmentasi pasar dan target pasar.
2.    Untuk digunakan sebagai bahan pokok dalam membuat suatu usaha atau bisnis dibidang pemasaran agar sesuai dengan segmentasi pasar yang diinginkan konsumen




















BAB II
PEMBAHASAN

1.     APA ITU SEGMENTASI PASAR?
Menurut para ahli ekonomi segmentasi pasar adalah
·         Swastha & Handoko (1997) : Segmentasi pasar adalah sebagai kegiatan membagi–bagi pasar yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
·         Hermawan Kertajaya : Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana cara memandang podusen pada pasar secara kreatif. produsen perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dipasar.
·         Pride & Ferrel (1995) : segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
2.    MENGAPA PRODUSEN MEMBUAT SEGMENTASI PASAR ?
Menurut Porter (1991) : Mengapa harus membuat segmentasi pasar karena banyak perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan mereka dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif.
Segmentasi telah menjadi bagian utama dan paling vital dari strategi marketing, agar manajer pemasaran bisa membuat keputusan berkenaan dengan pasar yang diinginkan. Segmentasi atau membagi pasar menjadi beberapa segmen adalah dasar atau fondasi dari kinerja bisnis yang superior. Penting sekali untuk mengerti apa saja kebutuhan dan keinginan konsumen supaya produsen mampu merancang strategi pemasaran yang efektif. Setiap perusahaan kini dituntut untuk dapat semakin mengerti kebutuhan konsumen dan menciptakan produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka karena kebutuhan menjadi semakin berbeda/unik dan juga karena faktor teknologi yang semakin maju.
3.    APA MANFAAT DAN TUJUAN DARI SEGMENTASI PASAR UNTUK PERUSAHAAN ?
Dengan mensegmentaskan pasar, dapat dikatakan bahwa secara umum peusahan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan yang lebih penting lagi agar operasi perubahan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif .
Menggunakan segmentasi pasar ialah untuk membantu perusahan untuk lebih memahami kebutuhan basis dalam pelanggan tertentu. Bila menggunakan segmentasi pasar , ada beberapa faktor yang akan dipertimbangkan. Faktor tersebut adalah variable segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, pengunaan, atau jasa. Memilih variable segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu .

Empat dasar umum untuk mengsegmentaskan pasar
1.    SegmentasiGeografik
Segmentasi geografik adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini atau beroperasi di semua wilayah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen.  Banyak perusahaan dewasa ini merigionalkan program   pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masingmasing regional, kota, bahkan kompleks perumahan.

2.    SegmentasiDemografi 
Segmentasi pasar demografik adalah membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Faktor-faktor demografik ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasannya utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografik pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisien.

3.    SegmentasiPsikografik
Segmentasi psikografik adalah membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografik, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri psikografik yang berbeda.

4.    SegmentasiTingkahLaku
Segmentasi tingkah laku adalah mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

KRITERIA PRODUSEN DALAM MEMBIDIK SEGMEN PASAR

·         Terukur
Segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
·         Banyak
Segmen tersebut harus menghasilkan profit yang besar untuk dilayani
·         Dapat diakses
Segmen tersebut harus mudah dijangkau para konsumen untuk menghasilkan kepuasan konsumen dan mempengaruhi profit dari produsen tersebut.
·         Dapat Dibedakan
Segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas, maksudnya adalah setiap produk yang dihasilkan harus dapat dibedakan dengan produk lain atau produk kompetitif lain untuk memberi ciri khas pada produk tersebut
·         Dapat dilayani
Segmen tersebut dapat dijangkau dengan sumber daya yang dimiliki produsen tersebut, dengan berbasis pada efisiensi produsen tersebut untuk menghasilkan profit yang sebesar-besarnya dari modal yang sekecil-kecilnya.






1.    STUDI KASUS SEGMENTASI PASAR PRODUK TEH BOTOL SOSRO

PROFIL SINGKAT

Top Brand Index 2014


PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.

 Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh dalam kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita.

PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati – hati dalam merancang strategi pemasarannya.

Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan beberapa manfaat.

Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “teh botol” yang didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat karena jaringan distribusi Teh Botol yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok. Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain terlambat masuk di segmen teh dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol.

Yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya – upaya mempertahankan image secara above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan. Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan yakin dengan penetrasi produk yang telah dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi above the line secara intensif.


SEGMENTASI
  Segmentation adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.

Teh Botol Sosro memiliki berbagai macam kemasan mulai dari kemasan botol kaca sampai kemasan botol plastik yang bervariasi ukurannya. Jadi kita bisa memilih ukuran apa saja yang sesuai dengan kebutuhan, suasana dan tentunya budget kita.


Demografis
Usia 15 sampai 35 tahun
Perempuan dan Laki-laki sama-sama bisa mengonsumsi produk ini.
Mulai dari Rp 3000,- saja sudah bisa mengonsumsi produk ini karena harga Teh Botol Sosro sangat terjangkau.

Geografis
 Baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan.




Psikografis
Pelajar, Mahasiswa, Karyawan, PNS, Pengusaha, Buruh dan berbagai jenis pekerjaan lainnya bisa mengonsumsi produk ini.
Gaya hidup: Penikmat teh yang bisa dinikmati kapanpun waktunya.
Mulai dari masyarakat menengah kebawah sampai masyarakat menengah keatas bisa mengonsumsi minuman ini.

Ada beberapa strategi pemasaran yang tepat dijalankan untuk produk Teh Botol Sosro di tengah-tengah kompetitor yang mulai bermunculan :

1.    Iklan di media cetak maupun televisi dengan jalan endors terhadap tokoh terkemuka yang kompeten terhadap produk minuman ini

2.    Menekankan positioning bahwa Teh Botol Sosro bukan semata-mata minuman untuk tertentu, tapi minuman yang bisa dipakai kapan saja dan dalam kondisi apa saja.

3.    Penambahan varian kemasan bukan pada rasa ataupun ingredient, dengan jalan meluncurkan kemasan botol plastik isi 200 ml yang berharga hanya Rp. 2.500,-. Dengan demikian, hal ini dapat memperluas Teh Botol Sosro ke segmen-segmen konsumen yang lebih rendah


TARGET MARKET
 Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik targetmarket yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu sajaserangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.

Target pasar yang dituju oleh Teh Botol Sosro terbagi dalam dua segmen inti yaitu:
 •  Kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivitas yang dinamis.
Keluarga, khususnya membidik keluarga dari pasangan muda yang cenderung ingin menikmati minum teh bersama-sama diruang keluarga. Ini terlihat dari kemasan produk family ukuran 1L. Dalam komunikasi pemasarannya, pasar dididik untuk menyadari bahwa dalam aktivitas sehari-hari minum teh dapat meningkatkan mood.

POSITIONING 
Teh untuk siapa saja.
Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena  teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut berdasarkan hasil survei dari Frontier Consulting Group. Pengukuran ini menggunakan tiga parameter, yaitu mind share, market share, dan commitment share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen kategori produk bersangkutan. Market share menunjukkan kekuatan merek di dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang.

VALUE MARKETING

3.1  Brand

“Apapun makannya, minumnya teh botol sosro” di munculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan. Teh dalam kemasan botol yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Karena Teh Botol minuman untuk semua orang.

3.2  Proses
Dalam era globalisasi ini, pembangunan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Negara lain. Kerjasama Negara – Negara baik bilateral maupun multilateral semakin marak dan terus berkembang dari segala bidang. PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang mempromosikan minuman ringan dengan ciri khas teh asli. PT. Sinar Sosro mengembangkan produk minuman teh rasa asli yaitu Teh Botol Sosro.
Karena produk teh ini merupakan salah satu produk yang menawarkan kualitas produknya dalam menarik minat beli konsumen, karena sebagai minuman teh tanpa bahan pengawet.

3.3 Ukuran kemasan
Teh botol sosro mempunyai berbagai macam ukuran Untuk memenuhi kebutuhan pecintanya dimanapun berada, Tehbotol Sosro dengan inovasinya sampai dengan tahun 2014 ini telah memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu :
1.    Kemasan botol beling, volume 220 ml
2.    Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1 Liter
3.    Kemasan botol plastic PET 450 ml, 500 ml
4.    Kemasan pouch 150 ml

Berikut bentuk-bentuk kemasannya :
1. Kemasan botol beling (220ml)










2. Kemasan kotak (Tetra Pak)

                              
                                                             









3. Kemasan botol plastic
 

                
      










4. Kemasan pouch 150 ml


           









KESIMPULAN
Segmentasi pasar adalah pembagian kelompok pasar yang berbeda, pembagian pasar yang semula adalah merupakan kelompok konsumen yang heterogen menjadi kelompok konsumen yang homogen.

1.    Membuat pangsa pasar baru yaitu minuman teh dalam kemasan siap minum  di Indonesia adalah sebuah tantangan yang besar,respon masyarakat terhadap minuman  teh sangatlah  kritis.
2.    Setelah kesuksesan produk  Teh Botol  kini PT. Sinar Sosro kembali merambah pasar baru yaitu produk teh berkemasan kotak.
3.    Strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh William Zikmund dan Michael D’Amico.
4.    Dengan strategi  pemasaran yang baik,serta melakukan pengembangan  secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan pasar adalah langkah yang tepat dalam  mempertahankan suatu produk di pasaran agar tetap dipakai konsumen.




 Daftar pustaka