Keseimbangan Pasar
Pasar suatu macam dikatakan berada dalam keseimbangan ( equilibrium )
apabila jumlah barang yang diminta dipasar tersebut sama dengan jumlah
barang ang ditawarkan. Secara matematis dan secara grafis ditunjukkan
oleh persamaan Qd = Qs . Yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan
kurva penawaran. Pada keadaan seimbang akan tercipta harga keseimbangan (
equilibrium price ) dan jumlah keseimbangan ( equilibrium quantity ).
Rumus Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
Keterangan :
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan
Contoh :
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 –
Q. Sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan P = 3 + 0,5
Q. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di
pasar?
Permintaan : P = 25 – Q → Q = 15 – P
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q → Q = -6 + 2 P
Persamaan diatas menunjukkan keseimbangan pasar Qd = Qs .
15 – P = -6 + 2 P
21 = 3 P
P = 7
Q = 15 – P
= 15 – 7
Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang
diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut,
mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan.
Pengaruh Pajak
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan
mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan
menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan
yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan
sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual
menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih
besar ( lebih tinggi ) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ , maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ +
t . Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus ), titik
keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.
Contoh :
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 –
Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 50,5 Q. Terhadap barang tersebut
dikenakan pajak sebesar 3/unit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan sebelum pajak dan sesudah pajak?
Jawab :
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 ( contoh diatas ). Sesudah pajak, harga
jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan
penawaran berubah dan kurva bergeser ke atas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3
P = 6 + 0,5 Q → Q = -12 + 2 P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 – P
Keseimbangan Pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2 P
27 = 3P
P = 9
Q = 15 – P
= 15 – 6 = 9
Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6
Beban Pajak yang ditanggung oleh Konsumen.
Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen
melalu harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut
ditanggung bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Besarnya bagian
dari beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (tk) adalah selisih
antara harga keseimbangan sesudah pajak ( Pe’) dan harga keseimbangan
sebelum pajak ( Pe).
tk = Pe’ – Pe , didalam kasus diatas tk = 9 – 8 = 2. Berarti dari setiap
unit barang yang dibeli konsumen menanggung ( membayar ) pajak sebesar
2. Dengan kata lain dari pajak sebesar 3/unit barang, sebesar 2 atau 67%
menjadi tanggungan konsumen.
Beban pajak yang ditanggung produsen. Besarnya beban pajak yang
ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak
perunit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen
(tk).tp = t - tk.
Didalam kasus diatas tp = 3 – 2 = 1, berarti dari setiap unit barang
yang diproduksi dan dijual, produsen menanggung beban pajak sebesar 1.
Jadi 33% pajak yang ditanggung produsen, lebih kecil dari pajak yang
ditanggung oleh konsumen.
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah.
Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak
(Qe’) dengan besarnya pajak perunit barang (t).
T = Qe’ x t
Dalam kasus diatas, T = 6 x 3 = 18. Penerimaan dari pajak merupakan
salah satu sumber pendapatan pemerintah, bukan merupakan sumber
pendapatan utama. Dengan pajak pemerintah menjalankan roda kegiatan
sehari-hari, membangun prasarana publik seperti jalan dan jembatan,
membayar hutang LN, membiayai pegawai, Rumah sakit, sekolah, juga
membeli perlengkapan pertahanan. Pajak yang di setor rakyat akan kembali
ke rakyat dalam bentuk lain.
Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut
pajak negative. Pengaruh terhadap pajak juga berkebalikan dengan
keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga
proposional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah
daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah
keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar
ke bawah, dengan penggal yang lebih rendah ( lebih kecil ) pada sumbu
harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah
subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = ( a – s ) + bQ. Karena kurva
penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik keseimbangan akan
menjadi lebih rendah.
Contoh :
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 –
Q. sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Pemerintah memberikan subsidi
sebesar 1,5 terhadap barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan
dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi?
Jaawab :
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus diatas)
Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah,persamaan penawaran berubah dan kurva nya turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengsan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q → Q = -3 + 2 P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi :
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2 P
18 = 3 P
P = 6
Q = 15 – P
= 15 – 6 = 9
Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9
Subsidi yang dinikmati konsumen :
Subsidi yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi
yang dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih kecil daripada ongkos
sesungguhnya. Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi
yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen.
Karena ongkos produksi yang dikeluarkan lebih kecil, produsen bersedia
menawarkan harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian
subsidi-subsidi dinikmati juga oleh konsumen (sk).
sk = Pe – Pe’
Bagian subsidi yang diterima produsen :
sp = s - sk
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah :
S = Qe’ x s
http://rumusterbaru.blogspot.com/2011/06/rumus-keseimbangan-pasar-ekonomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar